ADA APA DENGAN NEGARA KITA TERCINTA INDONESIA INI ???
( Oleh : Hassan Rasyidi, IG. Si_hasan_rasyidi )
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Waktu demi waktu telah kita lewati, hari demi hari telah kita jalani hidup di Negara Indonesia yang kita Cintai ini, yang konon katanya adalah negara Hukum.
Namun mengapa Nilai Kejujuran seolah hanya menjadi nilai Pelajaran dan amat sulit saat ini mencari orang yang benar-benar jujur, padahal kita tahu bahwa mayoritas penduduk Negara kita ini Beragama Islam, Agama yang benar-benar mengajarkan dan menanamkan nilai kejujuran pada tiap Penganutnya.
Ketidak jujuran sering kali kita saksikan dalam Persidangan yang secara terang dipertontonkan melalui siaran Televisi, Perdengarkan Melalui Radio, bahkan hingga ditulis dalam Surat kabar dan Sosial media lainnya, yang disana banyak baik dari para Pelaku kejahatan, dan bahkan Para Saksi berubah-ubah dalam menyampaikan kesaksian, seolah mereka belum pernah disumpah di bawah Kitab Suci agama masing-masing mereka.
Mungkin ini sebab banyak orang mengatakan Hukum Kita bisa dibeli, bahkan Mengubah singkatan KUHP ( Kitab Undang- Undang Hukum Perdata ) menjadi Keluar Uang-uang Habis Perkara, hemm
Yah, mungkin itu juga reaksi mereka dalam menyaksiakan beragam persidangan di Negeri Kita ini, Amat disayangkan nilai kejujuran seolah hilang hanya karena iming-iming uang, material, hingga Jabatan dan bahkan takut dicopot dari kepemimpina.
Selain kejujuran, sikap amanah sepertinya juga sulit kita dapati dimiliki Wakil Rakyat kita, padahal mereka juga bermayoritas Agama Islam yang mengajarkan juga sikap Amanah. Yang kita banyak lihat adalah wakil rakyat yang sibuk memikirkan cara mencari keuntungan pribadi dengan mepermainkan aturan, jika sudah demikian dapat dipastikan mereka tidak ada sedikitpun rasa bertanggung jawab kepada Rakyatnya dan tidak ada rasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.
Saat ini sama-sama juga kita rasakan seolah Agama Islam ini kembali tidak dikenal atau seolah Agama Islam ini kembali Asing, meskipun berada dalam masyarakat yang mayoritas mengaku beragama Islam.
Mengingat satu riwayat yang mengingatkan kepada kita bahwa awal mula datang Agama Islam memang asing dan diprediksikan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahwasannya Islam ini akan kembali Asing dalam Sabdanya diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. و فى رواية، فَقَالَ: اَلَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ مَا اَمَاتَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِى. مسلم و ابن ماجه و الطبرانى
"Sesungguhnya Islam itu pada mulanya datang dengan asing (tidak umum), dan akan kembali dengan asing lagi seperti pada mulanya datang. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing". Beliau ditanya, "Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing itu ?". Beliau bersabda, "Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya manusia". Dan di lain riwayat beliau ditanya (tentang orang-orang yang asing), beliau menjawab, "Yaitu orang-orang yang menghidup-hidupkan apa-apa yang telah dimatikan manusia daripada sunnahku". [HR. Muslim, Ibnu Majah dan Thabrani]
Akan tetapi Rasulullah SAW menggembirakan orang-orang yang terasing: "Fatuubaa lighuraba" (Berbahagialah orang-orang yang terasing.) Siapakah orang-orang yang terasing itu? Menurut sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mereka itu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan di tengah kerusakan manusia, seperti juga halnya bersaksi Jujur, memimpin secara amanah dan bertanggung jawab meski harus rela kehilangan, Harta dunia, jabatan dan lain sebagainya yang ia miliki.
Dalam hadist lain disebutkan mereka itu adalah orang-orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW di saat orang-orang lain mematikannya.
Namun berbahagialah orang yang asing, karena menegakkan sunnah di masa seperti ini Allah menjanjikan pahala 50 kali pahala para sahabat Rasulullah SAW.
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود
Dari Abu Umayyah Asy-Sya'baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa'labah, aku bertanya, "Hai Abu Tsa'labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat 'alaikum anfusakum ? - Al-Maaidah : 105". Ia berkata, "Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW", beliau bersabda, "Tetapi hendaklah kalian amar ma'ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha'ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma'ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia". Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, "Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?". Beliau menjawab, "Pahala lima puluh orang dari kalian". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
Semoga dari sedikit Tulisan saya Diatas kembali mengingatkan kepada kita semua bahwa Agama kita banyak sekali menanamkan akhlak terpuji dan tulisan saya bisa menggugah dan mencegah perbuatan yang jauh dari tuntunan ketika diberi Amanah, dan menjadi saksi dalam persidangan, Serta Semoga Allah SWT memilih kita menjadi bagian dari para penegak sunnah Rasulullah SAW, sehingga berhak mendapatkan janji-Nya, Aamiin....
Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar