MEDIA BERBAGI ILMU
Media Berbagi Ilmu Dan Info
Kamis, 11 Juni 2020
ADA APA DENGAN NEGARA KITA TERCINTA INDONESIA INI ???
( Oleh : Hassan Rasyidi, IG. Si_hasan_rasyidi )
Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh
Waktu demi waktu telah kita lewati, hari demi hari telah kita jalani hidup di Negara Indonesia yang kita Cintai ini, yang konon katanya adalah negara Hukum.
Namun mengapa Nilai Kejujuran seolah hanya menjadi nilai Pelajaran dan amat sulit saat ini mencari orang yang benar-benar jujur, padahal kita tahu bahwa mayoritas penduduk Negara kita ini Beragama Islam, Agama yang benar-benar mengajarkan dan menanamkan nilai kejujuran pada tiap Penganutnya.
Ketidak jujuran sering kali kita saksikan dalam Persidangan yang secara terang dipertontonkan melalui siaran Televisi, Perdengarkan Melalui Radio, bahkan hingga ditulis dalam Surat kabar dan Sosial media lainnya, yang disana banyak baik dari para Pelaku kejahatan, dan bahkan Para Saksi berubah-ubah dalam menyampaikan kesaksian, seolah mereka belum pernah disumpah di bawah Kitab Suci agama masing-masing mereka.
Mungkin ini sebab banyak orang mengatakan Hukum Kita bisa dibeli, bahkan Mengubah singkatan KUHP ( Kitab Undang- Undang Hukum Perdata ) menjadi Keluar Uang-uang Habis Perkara, hemm
Yah, mungkin itu juga reaksi mereka dalam menyaksiakan beragam persidangan di Negeri Kita ini, Amat disayangkan nilai kejujuran seolah hilang hanya karena iming-iming uang, material, hingga Jabatan dan bahkan takut dicopot dari kepemimpina.
Selain kejujuran, sikap amanah sepertinya juga sulit kita dapati dimiliki Wakil Rakyat kita, padahal mereka juga bermayoritas Agama Islam yang mengajarkan juga sikap Amanah. Yang kita banyak lihat adalah wakil rakyat yang sibuk memikirkan cara mencari keuntungan pribadi dengan mepermainkan aturan, jika sudah demikian dapat dipastikan mereka tidak ada sedikitpun rasa bertanggung jawab kepada Rakyatnya dan tidak ada rasa tanggung jawab di hadapan Allah SWT.
Saat ini sama-sama juga kita rasakan seolah Agama Islam ini kembali tidak dikenal atau seolah Agama Islam ini kembali Asing, meskipun berada dalam masyarakat yang mayoritas mengaku beragama Islam.
Mengingat satu riwayat yang mengingatkan kepada kita bahwa awal mula datang Agama Islam memang asing dan diprediksikan oleh Nabi Muhammad SAW. Bahwasannya Islam ini akan kembali Asing dalam Sabdanya diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
اِنَّ اْلاِسْلاَمَ بَدَأَ غَرِيْبًا وَ سَيَعُوْدُ غَرِيْبًا كَمَا بَدَأَ، فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ. قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا اْلغُرَبَاءُ؟ قَالَ: اَلَّذِيْنَ يُصْلِحُوْنَ عِنْدَ فَسَادِ النَّاسِ. و فى رواية، فَقَالَ: اَلَّذِيْنَ يُحْيُوْنَ مَا اَمَاتَ النَّاسُ مِنْ سُنَّتِى. مسلم و ابن ماجه و الطبرانى
"Sesungguhnya Islam itu pada mulanya datang dengan asing (tidak umum), dan akan kembali dengan asing lagi seperti pada mulanya datang. Maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing". Beliau ditanya, "Ya Rasulullah, siapakah orang-orang yang asing itu ?". Beliau bersabda, "Mereka yang memperbaiki dikala rusaknya manusia". Dan di lain riwayat beliau ditanya (tentang orang-orang yang asing), beliau menjawab, "Yaitu orang-orang yang menghidup-hidupkan apa-apa yang telah dimatikan manusia daripada sunnahku". [HR. Muslim, Ibnu Majah dan Thabrani]
Akan tetapi Rasulullah SAW menggembirakan orang-orang yang terasing: "Fatuubaa lighuraba" (Berbahagialah orang-orang yang terasing.) Siapakah orang-orang yang terasing itu? Menurut sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mereka itu adalah orang-orang yang berbuat kebaikan di tengah kerusakan manusia, seperti juga halnya bersaksi Jujur, memimpin secara amanah dan bertanggung jawab meski harus rela kehilangan, Harta dunia, jabatan dan lain sebagainya yang ia miliki.
Dalam hadist lain disebutkan mereka itu adalah orang-orang yang menghidupkan sunnah Rasulullah SAW di saat orang-orang lain mematikannya.
Namun berbahagialah orang yang asing, karena menegakkan sunnah di masa seperti ini Allah menjanjikan pahala 50 kali pahala para sahabat Rasulullah SAW.
عَنْ اَبِى اُمَيَّةَ الشَّعْبَانِيّ، قَالَ: سَأَلْتُ اَبَا ثَعْلَبَةَ اْلخُشَنِيَّ فَقُلْتُ: يَا اَبَا ثَعْلَبَةَ، كَيْفَ تَقُوْلُ فِى هذِهِ اْلايَةِ عَلَيْكُمْ اَنْفُسَكُمْ. قَالَ: اَمَا وَ اللهِ لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْهَا خَبِيْرًا سَأَلْتُ عَنْهَا رَسُوْلَ اللهِ ص فَقَالَ: بَلْ اِئْتَمِرُوْا بِاْلمَعْرُوْفِ وَ تَنَاهَوْا عَنِ اْلمُنْكَرِ حَتَّى اِذَا رَأَيْتَ شُحًّا مُطَاعًا وَ هَوًى مُتَّبَعًا وَ دُنْيَا مُؤْثَرَةً فَاِعْجَابَ كُلّ ذِى رَأْيٍ بِرَأْيِهِ فَعَلَيْكَ يَعْنِى بِنَفْسِكَ وَ دَعْ عَنْكَ اْلعَوَامَّ، فَاِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ اَيَّامَ الصَّبْرِ. الصَّبْرُ فِيْهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى اْلجَمْرِ، لِلْعَامِلِ فِيْهِمْ مِثْلُ اَجْرِ خَمْسِيْنَ رَجُلاً يَعْمَلُوْنَ مِثْلَ عَمَلِهِ. وَ زَادَانِى غَيْرُهُ. يَا رَسُوْلَ اللهِ، اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْهُمْ؟ قَالَ: اَجْرُ خَمْسِيْنَ مِنْكُمْ. ابو داود
Dari Abu Umayyah Asy-Sya'baniy, ia berkata : Saya pernah bertanya kepada Abu Tsa'labah, aku bertanya, "Hai Abu Tsa'labah, bagaimana pendapatmu tentang ayat 'alaikum anfusakum ? - Al-Maaidah : 105". Ia berkata, "Demi Allah, sungguh kamu menanyakan sesuatu yang aku pernah menanyakannya kepada Rasulullah SAW", beliau bersabda, "Tetapi hendaklah kalian amar ma'ruf dan nahi munkar, sehingga apabila kamu melihat kebakhilan ditha'ati, hawa nafsu diikuti, keduniaan telah mewarnai, dan orang bangga dengan pendapatnya, maka wajib atasmu (yakni menjaga dirimu), tinggalkanlah keumuman orang, karena akan datang di belakang kalian hari-hari keshabaran. Shabar pada waktu itu seperti orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan (amar ma'ruf nahi munkar) di tengah-tengah mereka pada hari itu akan mendapat pahala lima puluh orang yang beramal seperti dia". Perawi berkata : Dan menambahkan kepadaku selain dia, ia berkata, "Ya Rasulullah, apakah pahala lima puluh orang dari mereka ?". Beliau menjawab, "Pahala lima puluh orang dari kalian". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 123]
Semoga dari sedikit Tulisan saya Diatas kembali mengingatkan kepada kita semua bahwa Agama kita banyak sekali menanamkan akhlak terpuji dan tulisan saya bisa menggugah dan mencegah perbuatan yang jauh dari tuntunan ketika diberi Amanah, dan menjadi saksi dalam persidangan, Serta Semoga Allah SWT memilih kita menjadi bagian dari para penegak sunnah Rasulullah SAW, sehingga berhak mendapatkan janji-Nya, Aamiin....
Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Senin, 07 Agustus 2017
Tanggapan Kasus Salah Tangkap
Wonogiri , 08 Agustus 2017
Wonogiri , Akhir-akhir ini Indonesia di gegerkan dengan insiden salah tangkap yang terjadi di Babelan ,Bekasi hingga korban meninggal Muhammad Al- Zahra alias Zoya ( 30 ) dalam keadaan mengenaskan .
Hassan Rasyidi salah seorang Pemuda di Wonogiri ikut prihatin ia mengungkapkan bahwa
" ini adalah salah satu contoh akibat mulai hilangnya budaya Tabayyun atau mencari tau terlebih dahulu kebenaran sebuah berita "
dalam paparanya ia juga mengutip Qur'an Surat Al-Hujurat ayat 6 yang isinya mengenai Tabbayun,
dengan insiden ini banyak pelajaran yang dapat diambil oleh Publik , sesuai Seruan Presiden RI Ir .Joko Widodo atau JOKOWI Tahun lalu untuk "Revolusi Mental " mungkin sudah harus di mulai dan menjadikan lebih baik lagi kedepannya .
Dalam akhir tanggapannya Hassan menambahkan
"Saya sebagai salah satu Pemuda di Wonogiri ini mengajak kepada Warga masyarakat Wonogiri Khususnya dan Warga Indonesia umumnya untuk kembali membudayakan Tabayyun di tengah-tengah Masyarakat ,agar tidak terjadi lagi insiden serupa 4 Agustus di Wonogiri maupun daerah - daerah di NKRI ini " Pungkasnya (Wng,Agust)
Sabtu, 27 Agustus 2016
Seminar Ekonomi : Membangun Umat Dengan Sembelihan Halal
Wonogiri,Ahad 28 Agustus 2016
Wonogiri,Seminar Ekonomi dengan tujuan Membangun Umat Dengan Sembelihan Halal dilaksanakan pada :ahad ,28 Agustus 2016 bertempat di Aula Masjid Agung At-taqwa Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan Koprasi Anugrah Agro Lestari , PARMUSI (Persaudaraan Muslimin Indonesia ), Radio Gunung Gandul Fm 89,3 .
Diikuti Peserta delegasi dari berbagai elemen Muslim seperti Muhammadiyah, MTA,NU,LDII dan juga di ikuti Ta'mir Masjid di Wilayah Wonogiri .
Dengan Pembicar : KH.Ihsan Saifudin,S.Ag (Mudir Ma'had 'Aly Baitul Hikmah,Sukoharjo),H.Suripto ,S.Sos (Ketua IIBF Solo Raya),dan Dr.H.Cucuk Budiyanto,ST (Manager Koperasi Anugrah Agro Lestari ) .
Acara ini di latar belakangi akan keperihatinan terhadap Pengelolaan sembelihan halal di Indomesia dan rendahnya kemanfaatan potensi usaha peternakan bagi kesejahteraan umat islam.
Ketua Koprasi Bp Anding Sukiman ,Spd menyampaikan bahwa seminar ini ditujukan juga akan keperihatinan banyaknya daging sapi yang kurang sehat masuk di Pasaran seperti daging Glonggong Dll ,Beliau juga berpesan agar Masyarakat Muslim bisa mendapatkan sembelihan - sembelihan yang halal dan bisa menguasai Pasar Daging baik Daging Ayam,Sapi,Kambing Dll.
Wonogiri sebagai tempat pemotongan hewan terbesar ke 2 Di Jawa Tengah dengan 150 Ribu ekor Sapi per hari dari situlah beliau juga berpesan agar Masyarakat Muslim Di Wonogiri dapat mendirikan Rumah Potong Hewan yang Syar'i dan sesuai tuntunan agar umat muslim umumnya dapat mudah mendapatkan daging sembelihan yang Hallallan Thoyyiban ( Hassan Rasyidi/WNG/Ahad,28 Agustus 2016)
Jumat, 29 Juli 2016
MENUJU PERSATUAN YANG HAKIKI DENGAN IKATAN AGAMA ISLAM
"MENUJU PERSATUAN YANG HAKIKI
DENGAN IKATAN AGAMA ISLAM"
Saudara kaum muslimin yang insya Allah dirahmati Allah SWT . Mengingat banyaknya permusuhan dan perselisihan di negeri Indonesia yang kita cintai ini seakan membuat kita menjadi betanya - tanya sebenarnya ada apakah dengan negeri / bangsa yang kita cintai ini ? .
Mengingat hanya karena Beda faham , Beda Partai , Beda Organisasi , Beda Club Sepak Bola yang di sukai menimbulkan Permusuhan dan Pertikaian hingga adanya korban Tewas dari salah satu pihak ataupun dari keduanya , bahkan sampai orang yang tidak tau pokok inti permasalahannya menjadi korban baik dengan luka ringan bahkan hingga meninggal , Padahal kita tau bahwa Negeri yang kita cintai ini sangat menjamin dan menghormati Perbedaan itu dengan dituangkan pada lambang Ideologi negara kita yang berbunyi " BHINEKA TUNGGAL IKA " ( Yang berarti Berbeda - beda Tetapi Tetap Satu jua ) tetapi dengan adanya kejadian - kejadian seperti itu seakan lambang ideologi itu hanyalah di anggap sebagai logo - logo biasa yang tidak dijadikannya sebagai sebuah acuan dalam hidup bermasyarakat di negeri Indonesia yang pada umumnya dengan surfai Negeri Indonesia ini terbesar Umat Islamnya se- Dunia ,Lalu apakah kita akan diam begitu saja dengan keadaan semacam itu ? .Tentu tidak , karena baik kita sadari atau tidak kita sadari hal tersebut hanya akan mempercepat kehancuran negeri yang kita cintai ini dan hanya akan memper lemah kekuatan Bangsa ini yang akan mempermudah bagi orang -orang yang menginginkan menghancurkan bangsa ini dari dalam atau internal bangsa ini semakin mudah karena sudah hilangnya rasa Persatuan pada diri setiap warga masyarakat bangsa yang besar ini.
Kalau kita ingat dengan ungkapan sahabat Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :
“ LAA GHALABATA ILLAA BI AL-QUWWAH WA LAA QUWWATA ILLAA BI AL ITTIHAD WA LAA ITTIHAADAILLA BI MAA WAFAQAKITAABALLAHI WASUNNATA RASULLULAH
Yang artinya :
Tiada sebuah Kemenangan keuali dengan Kekuatan dan tiada sebuah Kekuatan tanpa ada PERSATUAN dan tiada persatuan tanpa berpijak atau berpedoman dengan AL-QURAN & HADITS / SUNNAH NABI SAW
Persatuan menjadi inti penting di dalamnya demi mencapai sebuah kekuatan . Kita ingat bahwa dulu pada 28 Oktober 1988 terjadi sebuah Agenda besar yakni Peristiwa SUMPAH PEMUDA yang diserukan oleh Bung Tomo yang pada Peristiwa itu seluruh Pemuda dari Sabang sampai Merauke baik dari berbagai Agama , Ras Dan Suku bergabung menjadi satu pada peristiwa itu juga bangsa ini memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mendapatkan sebuah kemenangan kemerdekaan bangsa ini .
Tetapi Kita lihat saat ini INTI SUMPAH PEMUDA itu sendiri seakan luntur bahkan musnah dengan adanya Tawuran antar Pelajar , Pertikaian Antar Desa ,Antar Ormas hingga Antar Suporter Sepak Bola hingga saling bunuh membunuh hanya karena beda Pendapat , Kalahnya Club Sepak Bola yang di gemari dan Beda Partai seperti keterangan di atas tadi.
Lalu bagai mana cara mengembalikannya lagi Persatuan yang Pernah Terjadi pada Peristiwa Sumpah Pemuda Yang di dengungkan oleh Bung tomo dengan nada Yang Kuat , Keras dan Tegas itu ?
kita ingat ungkapan sahabat di atas tadi bahwa :
" .... WA LAA ITTIHAADAILLA BI MAA WAFAQAKITAABALLAHI WASUNNATA RASULLULAH "
Yang artinya :
TIADA PERSATUAN TANPA BERPIJAK KEPADA AL-QURAN DAN SUNNAH NABI
Ini mengartikan bahwa kita tidak akan bisa menyatukan hati semua orang yang berada di INDONESIA ini jika keadaan bangsa ini masih tetap seperti itu dengan Persatuan yang Hakiki tanpa adanya Agama yang bersumber dari Al-quran & hadits warisan Nabi Muhammad SAW yakni agama ISLAM pada setiap diri warga masyarakat bangsa Indonesia ini .
Karena Allah lah yang dulu telah mempersatukan hati mereka seperti dalam
Firman Allah SWT di QS . ALI-IMRAN ; 103 :
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا كَذَالِكَ يُبَبِّنُ اللهُ لَكُمْ اَيَاتِهِ لَعَلـَّكُمْ تَهْـتَدُونَ ’{ال عـمران 103}
Artinya :
“ Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah , dan janganlah kamu bercerai berai , dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh - musuhan , maka Allah mempersatukan hatimu , lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah , orang -orang yang bersaudara ; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka , lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya . Demikianlah Allah menerangkan .”
Jadi Allah SWT lah yang bisa menyatukan hati kita dulu hingga kita bisa mendapatkan sebuah kemerdekaan yang kini sering kita rayakan pada setiap Tanggal 17 Agustus .
Nabi Muhammad SAW Pun pernah di beritahu oleh Allah SWT bahwa jika beliau menginfaqkan semua harta di bumi ini Pasti tidak akan bisa menyatukan hati semua orang di bumi ini seperti
Firman Allah SWT dalam QS. AL-ANFAL ; 63
وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (63)
Artinya:
Dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi , niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka , akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka . Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
[622]. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam , permusuhan itu hilang
Maka Saya mengajak kepada para saudara kaum Muslimin yang menyimak ataupun membaca sedikit tulisan saya dari awal hingga akhir ini untuk sungguh - sungguh dalam memahami Agama Islam ini sesuai Al-qur’an dan Sunnah Nabi SAW . Dan dari kajian - kajian baik di Cabang atau pun Gelombang Agar kita umat Islam Umumnya benar - benar bisa menjadi " Rahmatanlil Alamin " ( Rahmat Bagi Seluruh Alam ) dan menjadikan Negeri Indonesia ini menjadi " Nagri yang Baldatun toyyibatun warobbun ghofurr " ( Negeri yang baik dan Rabbnya yang Maha Pengampun ) Dengan ikatan Persatuan Yang hakiki sesuai Al - Qur`an dan Sunnah Nabi SAW yakni Agama Islam pada diri kita masing - masing .
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ
“Sesungguhnya orang - orang mu'min itu bersaudara. ”
[QS. Al-Hujuraat : 10]
Oleh :HASSAN RASYIDI
(29 Juli 2016)
Http//:hassanrasyidi.blogspot.com
Kamis, 30 Juni 2016
Apel Gelar Pasukan Ops Ramadniya Candi 2016/ Ramadlan dan hari raya
Wonogiri,30 Juni 2016
Satgas Upacara MTA Perwakilan Wonogiri mengikuti Apel Gelar Pasukan Ops Ramadniya Candi 2016/ Ramadlan dan hari raya / Kamis 30 juni 2016 mulai pukul 07.30 sampai dengan 08.45// Apel gelar pasukan ini dilaksanakn di lapangan Giri Kridha Bhakti wonogiri / yang diikuti wakil bupati, kapolres, pimpinan Muspida beserta 700 personil dari anggota TNI, POLRI, SAR, PELAJAR, Dan Satgas Ormas Islam / bertindak sebagai pimpinan Apel adalh Bupati wonogiri bapak Joko Sutopo yang mnyampaikan maklumat dari Kapolri bapak Jendral Badrodin Haiti/ apel ini brtujuan untuk mempersiapkan oprasi bisa dilaksanakan dengan matang, baik dan bersinergi bersama seluruh stekholder agar situasi Kamtibmas yang kondusif dapat terwujud sehingga masyarakat bisa mnikmati hari raya Iedul Fitri dengan aman, nyaman dan tenang / sementara itu perwira upacara bapak Kompol Jaka Wibawa SH Sekaligus KabagOps Polres wonogiri mnyampaikan rasa bangganya terhadap Partisipasi satgas MTA selama ini yang telah membantu Polri sekaligus bermanfaat terhadap masyarakat Wonogiri secara luas// diakhir acara satgas MTA juga mngikuti kgiatan Show Force bersama peserta apel mengelilingi kota wonogiri// (Asyik Marsudi,kontributor Mt@tv Wonogiri(Hassan Rasyidi,WNG ))
Jumat, 12 Februari 2016
Waspadai Hasil Amalan Selicin Batu
Oleh Ayyub Al Fath Sahabatku
(mta.or.id)
Salah satu tujuan utama dalam beramal adalah mendapat pahala dari Allah Swt, semua berlomba berusaha menabung pahala amal kebaikan sebanyak-banyaknya. Tapi tahukah bahwa akan terjadi kondisi dimana manusia kecewa, kecewa karena ternyata tabungannya nol kosong bahkan minus? (Semoga kita tak termasuk didalamnya) Amalan shalih akan berhasil jika 2 syarat terpenuhi, yakni sesuai aturan (syariah) yang benar dan ikhlas.. Yang pertama. Sesuai Aturan Allah Swt, bukan karangan atau imajinasi sendiri walaupun terkadang terliat seperti lebih unggul, lebih banyak atau lebih baik. Contohnya : Shalat subuh sebanyak 4 rekaat, dzikir sesudah shalat dengan jumlah puluhan ribu kali. Istilah sesuai aturan yang lebih dikenal adalah ittiba’. Iittiba’ adalah amalan yang dilakukan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Dan ittiba’ ini laksana jiwa bagi amalan. Allah Swt berfirman, “Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali Imran:31) Yang Kedua. Ikhlas dalam beramal. Ikhlas merupakan ruh bagi amalan. Dalilnya, “Sesungguhnya amal-amal itu tergantung dengan niat dan sesungguhnya setiap orang itu mendapatkan balasan sesuai dengan yang diniatkannya.” (Muttafaqun’alaihi) Dua syarat tersebut dugabung dengan klausul DAN. Sehingga harus ada dan dilaksanakan dua duanya, bukan salah satu saja. Agar kita dapat berlaku ikhlas, kita perlu melakukan beberapa hal sebagai sarana untuk mendidik diri agar tetap berpikir hanya Allah sajalah yang membalas amalan kita. Beberapa hal tersebut adalah : 1. Selalu BERDOA agar amalan yang akan,sedang dan sudah dilakukan tetap terjaga sampai kita sendirian masuk dalam kubur.
« اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ »
“Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.” (HR.Ahmad) 2. Jika tidak ada urgensinya. Amalan jangan pernah dipertontonkan/diperdengarkan/disebutkan atau sejenisnya, karena itulah pemicu ketidak ikhlasan. Rasulullah SAW bersabda, “Tujuh golongan yang akan Allah naungi pada hari di mana tidak ada naungan selain dari naungan-Nya yaitu pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh di atas ketaatan kepada Allah, laki-laki yang hatinya senantiasa terikat dengan mesjid, dua orang yang mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang cantik dan memiliki kedudukan, namun ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seseorang yang bersedekah dan MENYEMBUNYIKAN sedekahnya tersebut hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah di waktu sendiri hingga meneteslah air matanya.” (HR.Bukhari Muslim). 3. Bersyukur, Tak bergeming ketika dipuji apalagi dicaci. Standar penilaian diserahkan kepada Allah Swt bukan kepada makhluk. Janganlah jadikan pujian atau celaan orang lain sebagai sebab kita beramal saleh, karena hal tersebut bukanlah termasuk perbuatan ikhlas. Seorang mukmin yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan manusia ketika ia beramal saleh. Ketika ia mengetahui bahwa dirinya dipuji karena beramal sholeh, maka tidaklah pujian tersebut kecuali hanya akan membuat ia semakin tawadhu (rendah diri) kepada Allah. Ia pun menyadari bahwa pujian tersebut merupakan fitnah (ujian) baginya, sehingga ia pun berdoa kepada Allah untuk menyelamatkannya dari fitnah tersebut. 4. Khusus Sedekah, hidari trilogi penghapus dosa. Yakni : (1) Menyebut-nyebut (al mann), maksudnya adalah menyebut-nyebut pemberian sedekah di hadapan orang yang diberi sedekah untuk menunjukkan kelebihan dirinya dibanding orang yang diberi sedekah tersebut. Rasulullah SAW bersabda : “Ada tiga golongan, yang tidak akan Allah ajak bicara pada hari kiamat, tidak akan Allah lihat, dan tidak akan Allah sucikan, serta baginya adzab yang pedih. Rasulullah mengulang sebanyak tiga kali. Abu Dzar bertanya : Siapa mereka wahai Rasulullah ? Sabda beliau : Al musbil (lelaki yang menjulurkan pakaiannya melebihi mata kaki, al mannaan (orang yang suka menyebut-nyebut sedekah pemberian), dan pedagang yang bersumpah dengan sumpah palsu” (HR.Muslim) Kemudian yang (2) Menyakiti (al adzaa) kepada sang penerima. Bersikap sombong baik dengan kata-kata maupun bahasa lainnya dapat menyakiti sang penerima. Dan itu terkadang dilakukan pelaku ketika atau sesudah amalan dilakukan. Jadi waspadalah, jagalah hati, lupakan amalan dan jangan berharap dibalas oleh penerima atau orang lain. yang terakhir (3) Riya’ (ar riyaa’). Sebuah perbuatan seorang hamba menampakkan amalnya kepada manusia karena ingin mendapat pujian. Jika seseorang riya’ dalam amalan sedekahnya maka akan menghapus pahala sedekah tersebut. Bahkan perbutan riya’ tidah hanya dalam masalah sedekah saja. Riya’ dapat terjadi pada setiap amal dan menghapus pahala amal tersebut Allah Swt mengingatkan kita dalam firman-Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُم بِالْمَنِّ وَالأذَى كَالَّذِي يُنفِقُ مَالَهُ رِئَاء النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُونَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir . “ (QS.Al-Baqarah:264) Semoga Allah Swt senantiasa memudahkan kita untuk ikhlas dalam setiap amal yang kita lakukan.
Selasa, 09 Februari 2016
SAR MTA Mengikuti Jambore Potensi SAR Solo Raya
24 Rabī ath-Thānī 1437 - 4 Februari 2016 oleh Ida (mta.or.id)
KARANGANYAR- SAR Majlis Tafsir Alquran (MTA) mengikuti kegiatan Jambore Potensi SAR Solo Raya, di Pos SAR Surakarta, Jalan Tentara Pelajar, Bolon, Colomadu, Karanganyar, Sabtu dan Ahad, 30-31 Januari 2016. Jambore yang diikuti 17 Potensi SAR di seluruh Solo Raya tersebut, digelar dalam rangka Hari Jadi ke-44 Tahun Basarnas. Koordinator lapangan SAR MTA sekaligus Ketua SAR MTA Perwakilan Sukoharjo, Sugianto menjelaskan, Jambore Potensi SAR tersebut meliputi tiga kegiatan. Yaitu Apel Kesiagaan, Workshop, dan SAR Challenge. Kegiatan apel kesiagaan diikuti lebih dari 1.700 personel, workshop 157 personel, dan SAR Challenge diikuti 200 personel dari 17 Potensi SAR. Sugianto mengatakan, potensi bencana di wilayah Soloraya sangat besar. Oleh karena itu, SAR harus senantiasa bergabung dengan tiga pilar yang ada, yaitu Basarnas, TNI dan Polri, serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD, agar mampu mengatasi setiap rintangan maupun bencana yang ada. Selain itu, jambore juga dihadiri langsung Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo, S.Sos. Dalam kesempatan itu Kepala Basarnas menyampaikan apresiasi kepada SAR MTA yang sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial, serta ditunjang dengan peralatan yang lengkap. (Ida Aisha)