Jumat, 24 Juli 2015

"APEL SIAGA"UMAT ISLAM SOLO RAYA

Merdeka.com - Ribuan Umat Islam se Solo Raya menggelar aksi apel siaga di Lapangan Kotta Barat, Solo, usai Salat Jumat (24/7). Aksi tersebut sebagai wujud solidaritas dan ungkapan keprihatinan umat Islam Solo atas insiden pembakaran musala di Tolikara, Papua (17/7) lalu. Usai berorasi mereka melanjutkan aksinya dengan melakukan longmarch menuju Bundaran Gladag, dengan berjalan kaki. Selain menggunakan gamis, sebagian di antara mereka menggunakan seragam dan bendera organisasi, seperti Majelis Tafsir Alquran (MTA), Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah, Forum Komunikasi Antar Masjid, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) serta sejumlah organisasi lain. Sejumlah tokoh Islam Solo hadir dalam aksi tersebut, di antaranya Ketua MUI Solo Zainal Arifin Adnan, Ketua Majelis Tafsir Al Qur'an(MTA) Ahmad Sukina, ketua Dewan Syariah Kota Surakarta, Muinudinillah. Mereka juga melakukan orasi bergantian di atas panggung berupa truk trailer. Aksi tersebut mendapatkan pengawalan ketat dari pihak keamanan, selain mengikuti rombongan long march, pihak keamanan juga melakukan penjagaan di sejumlah titik pusat Kota Solo. Mengingat aksi ini dilakukan disalah satu jantung Kota Solo. "Kerusuhan di Papua itu karena adanya orang asing yang mencoba mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Aksi damai solidaritas untuk saudara di Papua," ujar Ketua MUI Solo Zaenal Arifin Adnan saat berorasi. Menurut Adnan, rakyat telah diperbodoh orang asing dan aktor intelek yang mengadu domba seluruh warga Papua. Ia meminta semua lapisan masyarakat untuk mengambil hikmah atas kejadian tersebut. "Sebagai seorang manusia kita harus membuka hati, yakni hati yang tidak pendendam, bukan hati untuk kejam namun hati untuk kedamaian," tegasnya. Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar pemerintah berlaku adil dengan melakukan tindakan hukum yang tegas terhadap pelaku pengrusakan. Mereka juga mengecam keras asli pelarangan ibadah yang terjadi di Papua. Juru bicara aksi, Endro Sudarsono dari LUIS menambahkan masyarakat muslim tidak merasa dendam dengan insiden yang terjadi di Papua. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti dengan melakukan dakwah di Papua. Dewan Syariah Kota Solo, kata dia juga membuka pendaftaran bagi masyarakat yang ingin berdakwah di Papua. "Kami akan membuat aksi spontanitas berupa saweran untuk membangun kembali masjid di Tolikara. Kami akan berjuang untuk membuat masjid yang lebih bagus di sana," katanya. (mdk/hhw)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar